Senin, 04 Mei 2020

DNS (Domain Name System)

Domain Name Server atau DNS adalah sebuah sistem yang menghubungkan Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address). DNS adalah sebuah sistem yang mengubah URL website ke dalam bentuk IP Address. Tanpa DNS, anda harus mengetikkan IP Address secara lengkap ketika ingin mengunjungi sebuah website.
DNS adalah sistem yang meringkas pekerjaan ini untuk Anda. Kini, Anda tinggal mengingat nama domain dan memasukkannya dalam address bar. DNS kemudian akan menerjemahkan domain tersebut ke dalam IP Address yang komputer pahami. Misalkan, Anda ingin mengakses Google. Alih-alih menulis 172.217.0.142 ke dalam address bar, Anda tinggal memasukkan alamat Google.com

Fungsi DNS

  1. Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain;
  2. Meminta informasi URL sebuah website berdasarkan IP Address yang dimasukkan;
  3. Mencari server yang tepat untuk mengirimkan email

 Kelebihan DNS

  1. Lebih Mudah untuk Ber internet. Dibanding mengingat deretan angka IP address, tentu akan lebih nyaman untuk mengingat nama website. DNS telah berhasil menjembatani komunikasi antara pengguna internet dengan komputer.
  2. Lebih Konsisten dalam Penggunaan. Anda bisa menggunakan nama DNS yang sama meskipun ada perubahan pada IP Address yang digunakan. Dengan demikian, akses pengunjung ke salah satu website tetap bisa dilakuakan meskipun telah terjadi penggantian IP Address.
  3. Lebih Mudah Dikonfigurasi. Saat terjadi kendala pada IP Address yang digunakan, Anda bisa mengganti dengan IP yang berbeda dengan mudah. Cukup dengan melakukan update data pencocokan DNS dan IP Address.
  4. Lebih Aman. Ketika menggunakan sistem DNS, semua aktivitas transfer data online akan melalui server DNS yang terjaga keamanannya. Sistem tersebut akan mencegah upaya peretasan yang coba dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Jadi, website akan menjadi lebih aman. 

Bagian-bagian DNS

  1. Root-Level Domain merupakan bagian tertinggi dari hirarki DNS. Biasanya ia berwujud tanda titik (.) di bagian paling belakang sebuah URL.
  2. Top-Level Domain adalah ekstensi yang berada di bagian depan root-level domain. Terdapat dua jenis TLD yang umumnya dipakai. Keduanya, yaitu Generic Top-Level Domain (GTLD) dan Country Code Top-Level Domain (CCLTD). 
  3. Second-Level Domain ialah nama lain untuk domain itu sendiri. Ia sering digunakan sebagai identitas institusi atau branding. Dalam kasus URL en.wikipedia.org, yang dimaksud SLD adalah wikipedia. 
  4. Third-Level Domain atau subdomain merupakan bagian dari domain utama yang berdiri sendiri. Apabila domain diibaratkan sebagai rumah, subdomain adalah salah satu  ruang khusus di rumah itu sendiri.
  5. Hostname atau bisa disebut juga dengan scheme. Ini merupakan bagian yang mengawali sebuah URL. Bagian ini menunjukkan sebuah fungsi dari sebuah website atau halamannya. Contoh paling banyak digunakan, yaitu HTTPS atau Hypertext Transfer Protocol Secure. 

Cara Kerja DNS

DNS Query

DNS Query merupakan istilah teknis untuk meminta informasi soal IP Address. Tahapan ini dimulai ketika Anda mengetikkan URL ke address bar
DNS server kemudian mencari informasi di filehosts. Jika informasi yang dicari tidak ditemukan, server akan berusaha mencari kepingan informasi atau rekam informasi yang pernah tercatat di sistem (cache).

Recursive query

User memberikan hostname yang mana kemudian DNS Resolver harus berikan jawaban. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan. Pertama, DNS akan menyediakan informasi relevan setelah mencari di Root Server ataupun Authoritative Name Server. Kedua, browser akan menampilkan pesan error karena informasi tak bisa ditemukan.

Iterative query

User memasukkan hostname. DNS resolver akan mencari cache yang relevan di memori. Jika tidak berhasil, DNS resolver akan mencari informasi di Root Server dan Authoritative Name Server yang paling dekat dan relevan dengan DNS zone. 

Non-recursive query

Ini merupakan proses pencarian informasi yang tercepat. Tipe ini tidak memerlukan pencarian di Root Server atau Authoritative Name Server karena data yang dicari tersimpan dalam cache.

DNS Recursor / DNS Recursive Resolver

DNS recursor merupakan tahapan pertama pencarian informasi. Ketika user memasukkan URL dan tidak menemukan hasil yang valid di cache, sistem akan mencari informasi dalam cache penyedia internet atau internet service provider (ISP). 

Root Name Server

Misalkan informasi yang Anda cari tak bisa ditemukan di ISP. Maka kemudian, sistem akan mencari informasi yang Anda butuhkan ke root name server. 
Root name server merupakan semacam database yang menjawab pertanyaan soal nama domain dan IP Address. Server ini tidak memiliki jawaban tepat untuk informasi yang dicari.
Akan tetapi, server ini bisa meneruskan permintaan informasi ke pihak yang lebih mengetahui. Di dunia ini, terdapat 13 root server yang bekerja. Root server tersebut diurutkan secara alfabetis dari A sampai M.
Root server semacam ini dikelola organisasi seperti Internet Systems Consortium, Verisign, ICANN, the University of Maryland, and the U.S. Army Research Lab.

TLD Name Server

Dari root name server, sistem akan membaca jenis informasi yang dicari dari top-level domain. Setiap TLD seperti .COM, .ORG, .EDU, .ID, .AU, dan sebagainya memiliki server yang spesifik.
Dengan membaca informasi ini, sistem bisa meneruskan pencarian informasi ke server yang benar-benar memiliki data yang dicari.

Authoritative Name Server

Setelah menemukan petunjuk di mana server yang diinginkan, sampailah kita pada authoritative name server. Jenis server satu ini memiliki semua informasi lengkap soal situs web yang dituju.
Ketika informasi yang diminta sesuai dengan hasilnya, maka browser akan menampilkan situs web atau halaman yang Anda minta di awal. Tentu saja hasil pencarian ini memiliki masa waktu tertentu.
Proses pencarian ini akan diulang untuk memastikan informasi yang ditampilkan tetap up-to-date. Namun, tentu saja, beberapa informasi ini disimpan dalam bentuk cache di device untuk berjaga-jaga agar proses query berjalan cepat.

Tipe DNS Record

  1. A Record, Sebuah DNS record dasar di mana Anda dapat menambah Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.
  2. CNAME record, Sebuah record bagi alias untuk domain lain di mana Anda dapat menambah Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.
  3. MX record, Record untuk mengidentifikasi server yang mengatur mail di mana Anda dapat menambah Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.
  4. TXT record, Record yang memungkinkan Anda untuk memasukkan informasi teks di mana Anda dapat menambah Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.
  5. AAAA record, A record untuk alamat IPV6 di mana Anda dapat ,menambah Host, TTL (Time to Live), dan IPv6 baru.
  6. NS record, Server DNS record untuk domain di mana Anda dapat menambah Host, TTL (Time to Live), dan TXT Value.
  7. SRV record, Record untuk spesifikasi data di Domain Name System di mana Anda dapat menambah Priority, Name, Weight, Port, Points to, TTL.
Cara Setting DNS Domain
  1. Login ke cPanel.
  2. Cari bagian Domains.
  3. Klik Zone Editor.
  4. Pilih domain dan klik Manage.
  5. Tambahkan record sesuai yang dibutuhkan (A, AAAA, CAA, CNAME, MX, SRV, atau TXT)
  6. Simpan record.
  7. Tunggu waktu propagasi hingga 1×24 jam.
  8. Setting DNS selesai dilakukan.


Referensi 

https://www.niagahoster.co.id/blog/apa-itu-dns/#Apa_Itu_DNS
https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-dns/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengenalan Mikrotik Router

Mikrotik berasal dari kata Mikrotikls yang berarti network kecil. Mikrotik adalah perusahaan yang berkantor pusat di Latvia yang bergerak p...